TUGAS MAKALAH FISIKA
GELOMBANG SEISMIK
ANGGOTA KELOMPOK :
DIANA KARTINI PUTRI
INDRIA APRIYANTY
MUAROFAH
SITI SUNARSIH
WANTI
KELAS XII IPA 5
SMAN 4 KAB. TANGERANG
|
©2011
Kata
Pengantar
Segala puji dan
syukur yang tiada terhingga selalu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena
hanya atas berkat rahmat & karunia-Nya kami Kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Tugas
makalah ini disusun berdasarkan hasil pengumpulan data yang diambil dari
beberapa situs dan buku yang berelevan dengan topik makalah ini yaitu Gelombang Seismik.
Semoga
tugas makalah ini dapat diterima sebagai syarat mengikuti ujian semester
ganjil. Namun, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati akan menerima segala kritik & saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Sekian
dari kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah
berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik,
logis, dan sistematis.
Bab
I
Gelombang
Seismik
A.
Pengertian
Gelombang
Gelombang dapat
diartikan sebagai usikan atau gangguan yang merambat. Usikan merupakan salah
satu bentuk energi. Jadi, gelombang merupakan fenomena perambatan energi.
B.
Pengertian
Gelombang Seismik
Gelombang
seismik adalah
rambatan energi yang disebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya
adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini
akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Efek yang ditimbulkan oleh adanya
gelombang seismik adalah adanya gangguan alami seperti pergerakan
lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dan sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, maka
gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan
getaran dalam bentuk gelombang.
C.
Konsep Gelombang
Seismik
Gangguan ini
mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran)
kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa.
Karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada
transportasi energi.
Gelombang
seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel medium
terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) malawan
gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal, gelombang
transversal dan kombinasi diantara keduanya. Apabila medium hanya memunculkan
gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka dalam kondisi ini
gelombang seismik sering dianggap sebagai gelombang akustik.
Dalam eksplorasi
minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan daripada seismik
refraksi. Hal tersebut disebabkan karena siesmik refleksi mempunyai kelebihan
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan
struktur bawah permukaan.
Penyelidikan
seismik dilakukan dengan cara membuat getaran dari suatu sumber getar. Getaran
tersebut akan merambat ke segala arah di bawah permukaan sebagai gelombang
getar. Gelombang yang datang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami
pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Respon batuan terhadap gelombang yang
datang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas,
porositas, umur batuan, kepadatan, dan kedalama batuan. Galombang yang
dipantulkan akan ditangkap oleh geophone di permukaan dan diteruskan ke
instrument untuk direkam. Hasil rekaman akan mendapatkan penampang seismik.
D.
Sumber Gelombang
Seismik
Sumber gelombang
seismik pada mulanya berasal dari gempa bumi alam yang dapat berupa gempa
vulkanik maupun gempa tektonik, akan tetapi dalam seismik eksplorasi sumber
gelombang yang digunakan adalah gelombang seismik buatan. Ada beberapa macam
sumber gelombang seismik buatan seperti dinamit, benda jatuh, air gun, water
gun, vaporchoc, sparker, maupun vibroseis. Sumber gelombang seismik buatan
tersebut pada hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan lokal yang disebut
sebagai gradien tegangan (stress).
Gradien tegangan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya di dalam medium sehingga
terjadi pergeseran titik materi yang menyebabkan deformasi yang menjalar dari
suatu titik ke titik lain. Deformasi ini dapat berupa pemampatan dan
perenggangan partikel-partikel medium yang menyebabkan osilasi densitas/tekanan
maupum pemutaran (rotasi) partikel-partikel medium. Apabila medium bersifat
elastis sempurna maka setelah mengalami deformasi sesaat tadi medium kembali ke
keadaan semula.
E.
Tipe – Tipe
Gelombang Seismik
Secara garis
besar gelombang seismik dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Menurut cara bergetarnya
2. Menurut tempat menjalarnya
3. Menurut bentuk muka gelombang
1. Menurut cara bergetarnya
2. Menurut tempat menjalarnya
3. Menurut bentuk muka gelombang
a.
Gelombang Seismik Menurut Cara
Bergetarnya
Menurut cara
bergetarnya gelombang seismik dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.
Gelombang
Primer (longitudinal/compussional wave)
Gelombang primer
dalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah bergetarnya gelombang
tersebut. Gelombang ini mempunyai kecepatan rambat paling besar diantara
gelombang seismik yang lain.
2.
Gelombang
Sekunder (transversal/shear wave)
Gelombang
sekunder adalah gelombang yang raah getarannya tegak lurus terhadap arah perambatan
gelombang. Gelombang ini hanya dapat merambata pada material padat saja dan
mempunyai kecepatan gelombang yan lebih kecil dibandingkan gelombang primer.
b.
Gelombang Seismik Menurut Tempat
Menjalarnya
Berdasarkan
tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
gelombang tubuh (body wave) yang menjalar masuk menembus medium dan gelombang
permukaan (surface wave) dimana amplitudonya melemah bila semakin masuk ke
dalam medium. Beberapa tipe gelombang permukaan yaitu:
1.
Gelombang
Rayleigh
Gelombang
Rayleigh adalah gelombang yang merambat pada batas permukaan saja dan hanya
dapat merambat pada media padat serta arah getarannya berlawanan arah dengan
arah perambatannya.
2.
Gelombang
Love
Gelombang love
adalah gelombang yang hanya merambat pada batas lapisan saja dan bergerak pada
bidang yang horisontal saja.
3.
Gelombang
Tabung
Gelombang tabung
merupakan gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran. Gerakan fluida ini
diakibatkan oleh getaran dinding sumur yang merambat dalam arah axial. Gelombang
tabung mempunyai tiga proses yaitu pertama adalah kontraksi dinding sumur,
kedua adalah merenggangnya dinding sumur, dan ketiga adalah aliran fluida di
dalam lubang sumur.
c.
Gelombang Seismik Menurut Bentuk Muka
Gelombang
Muka gelombang
adalah suatu bidang permukaan yang pada suatu saat tertentu membedakan medium
yang telah terusik dengan medium yang belum terusik. Muka gelombang merupakan
potret dari penjalaran usikan. Berdasarkan bentuk muka gelombang (wave front) ,
gelombang seismik dapat dibedakan atas empat macam yaitu:
1.
Gelombang
Bidang
Gelombang
bidang/datar ditimbulkan oleh sumber terkomilasi. Gelombang bidang menjalar
sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yan berupa bidang datar
tegak lurus pada arah perambatan.
2.
Gelombang
Silinder
Gelombang
silinder ditimbulkan oleh sumber usikan yang seragam dan terletak di sepanjang
suatu garis lurus. Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus pada
garis sumbu dengan kecepatan yang sama.
3.
Gelombang
Bola
Gelombang
bola/sferis ditimbulkan oleh sumber berupa titik (point source) yang menjalar
ke segala arah menuju ke pusat bola atau menjauhi pusat bola dengan kecepatan
yang sama.
4.
Gelombang
Kerucut
Gelombang
kerucut ditimbulkan oleh adanya sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber
bergerak lebih cepat dari pada sepat rambat gelombang itu sendiri dan muka
gelombangnya berupa kerucut-kerucut bersumbu.
Bab
II
Pengukuran
Gelombang Seismik
A.
Seismometer
Jika
suatu gempa mengguncang lapisan kerak bumi, guncangan itu akan diteruskan oleh
getaran yaitu gelombang seismik. Gelombang ini merambat ke segala arah dan
berasal dari sumber gempa di bawah permukaan tanah. Dengan menggunakan alat
pencatat gempa, yaitu seismograf atau seismometer, para ahli geologi dapat
mengelompokkan tipe - tipe gelombang seismik.
Seismometer berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos
yang berarti gempa bumi
dan metero yang berarti mengukur.
Seismometer adalah alat
atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut Seismogram.
Prototip dari alat ini diperkenalkan
pertama kali pada tahun
132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang
bernama Chang
Heng. Dengan alat
ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa
ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam
getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut
seismometer broadband.
Seismometer atau Seismograf adalah
sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti
pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran
gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
B.
Prinsip Kerja Seismometer
Seismograf
memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang
dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang
terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur
garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
Dahulu,
seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini
seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer.
Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal
maupun gerakan horizontal tergantung daripendular yang
digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf
modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem
kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan
getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.
C.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang
seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga
hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang
seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
1.
Huygens
mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke
segala arah dengan bentuk bola.
2.
Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu
gelombang jatuh di atas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan
densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang
lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika
sudut datangnya lebih besar adri sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang
bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
Bab III
Dampak Gelombang Seismik
Dampak Gelombang Seismik
A.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah perisitiwa pelepasan energi dari
terakumulasinya gaya akibat stress (tekanan) dalam bumi dalam bentuk gelombang
seismik. Pusat gempa bumi, merupakan titik (tepatnya area karena
merupakan luasan) di dalam bumi di mana gempa terjadi disebut hiposenter dan
titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter disebut episenter.
Karena perambatan gelombang gempa
merupakan gelombang seismik maka alat untuk merekamnya disebut seismograf dan
hasil rekaman disebut seismogram. Dari rekaman tersebut maka dapat disimpulkan
penyebab terjadinya, lokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya serta
sifat-sifatnya. Bahkan dari gelombang gempa tersebut dapat diketahui struktur
bagian bumi.
Intensitas atau kekuatan gempa bumi didasarkan pada
amplitudo gelombang seismik yang terekam pada seismogram dan dinyatakan dalam
skala richter (SR). Gempa bumi yang merusak biasanya mempunyai kekuatan
(magnitudo) lebih dari 6 SR, walau sebenarnya ditentukan pula oleh kedalaman
hiposenternya.
Berdasarkan proses terjadinya, gempa bumi di bagi menjadi :
- Gempa pendahuluan, amplitudo kecil dan terjadi sebelum gempa utama.
- Gempa utama, amplitudonya besar sehingga dapat dirasakan oleh manusia.
- Gempa susulan, terjadinya setelah gempa utama, lemah tetapi terjadi berulang.
Berdasarkan kedalaman hiposenter, gempa bumi dibagi menjadi :
- Gempa dalam, kedalam hiposenter lebih dari 300 km yang dapat mencapai permukaan
Berdasarkan proses terjadinya, gempa bumi di bagi menjadi :
- Gempa pendahuluan, amplitudo kecil dan terjadi sebelum gempa utama.
- Gempa utama, amplitudonya besar sehingga dapat dirasakan oleh manusia.
- Gempa susulan, terjadinya setelah gempa utama, lemah tetapi terjadi berulang.
Berdasarkan kedalaman hiposenter, gempa bumi dibagi menjadi :
- Gempa dalam, kedalam hiposenter lebih dari 300 km yang dapat mencapai permukaan
tetapi amplitudonya
menjadi kecil sehingga intensitasnya melemah.
- Gempa sedang, hiposenter antara 60 – 300 km. Pada umumnya jarang menimbulkan
- Gempa sedang, hiposenter antara 60 – 300 km. Pada umumnya jarang menimbulkan
kerusakan di
permukaan bumi.
- Gempa dangkal, hiposenter kurang dari 60 km. Pada umumnya menimbulkan kerusakan
- Gempa dangkal, hiposenter kurang dari 60 km. Pada umumnya menimbulkan kerusakan
di permukaan bumi
karena amplitudo yang mencapai permukaan besar sehingga
intensitasnya masih kuat.
ilustrasi gempa bumi
A.
Tsunami
Tsunami berasal
dari bahasa Jepang yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan". Tsunami adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor
di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan
500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah
merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin, lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Kerusakan dan korban
jiwa yang terjadi karena tsunami
bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
GGempa yang menyebabkan tsunami :
§
Gempa bumi yang
berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
§
Gempa bumi dengan
kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
§
Gempa bumi dengan
pola sesar naik atau sesar turun
ilustrasi terjadinya Tsunami
Bab
IV
Penutup
Penutup
A.
Kesimpulan
ä Efek yang
ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik adalah
adanya gangguan alami
seperti pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung
api (vulkanik), dan sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Ketika gempa
bumi terjadi, maka gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya
berupa rambatan getaran dalam bentuk gelombang.
ä Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami
selama periode waktu.
Daftar
Pustaka
Munadi,
Suprajitno.2000.Aspek Fisis Seismologi
Eksplorasi.Depok:UI.
Purwoko
& Fendi.2010.Fisika 3 SMA Kelas XII.Jakarta:Yudhistira.
Tjasono
Hk, Bayong.2003.Geosains.Bandung:ITB.
0 komentar:
Post a Comment