Pages

Tuesday, January 22, 2013

PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA


OLEH
DIANA KARTINI PUTRI
XI IPA 2



PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA



A.     PERUBAHAN SOSIAL – POLITIK  MASYARAKAT INDONESIA PADA PERALIHAN ABAD KE – 20

Pada abad ke – 20, pemerintah kolonial Belanda berhasil memadamkan perlawanan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Belanda memulai kekuasaanya di Indonesia secara politis. Karena hal itu, perlawanan bangsa Indonesia pun mengalami perubahan yang ditentukan oleh perkembangan pendidikan Indonesia.

1.      POLITIK ETIS

Kebijakan eksploitasi yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda melalui sistem tanam paksa sangat merugikan bagi rakyat wilayah jajahan. Setelah kalangan liberal meraih kemenangan politik di Belanda, muncul perhatian pada kemakmuran rakyat jajahan. Van Deventer, mendesak pemerintah Belanda untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat wilayah jajahan. Desaan tersebut mendapat sambutan dari pemerintah Belanda.  Pada tahun 1901, dalam pidato kenegaraannya Ratu Wihelmina mengatakan negeri Belanda wajib mengusahakan kemakmuran penduduk Hindia Belanda. Dalam pelaksanaannya, pemerintah kolonial mengacu pada usulan Van Deventer, yaitu :
→ edukasi yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
→ irigasi yang berupa pembangunan sarana dan jaringan pengairan.
→ emigrasi berupa pemindahan penduduk.
Dalam perkembangannya, politik etis hanya dijalankan untuk kepentingan pemerintah kolonial  Belanda & kaum kapitalis. Karenanya, hasilnya menyimpang dari tujuan semula.

2.      PERLUASAN PENGAJARAN DAN MOBILITAS SOSIAL

Seiring dengan kebutuhan tenaga terdidik & terampil, pemerintah kolonial menyelenggarakan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
ï   Europese Lagere School ( ELS )
Untuk anak keturunan  Eropa

ï  Sekolah Kelas Dua ( Angka Loro )
Untuk anak pribumi kelas bawah

ï  Sekolah Kelas Satu ( Angka Siji )
Untuk anak pribumi kelas atas
Dengan meningkatnya kebutuhan pegawai terdidik, pemerintah kolonial Belanda mengembangkan pendidikan untuk anak pribumi, yaitu sebagai berikut :
ï  Anak pribumi kalangan bawah
Didirikan sekolah rakyat ( Volkschool ) yang berlangsung selama 3 tahun dengan penekanan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Murid yang pandai memperoleh kesempatan belajar di sekolah lanjutan ( Vervolgschool ) selama dua tahun.

ï  Anak pribumi kalangan menengah
Didirikan sekolah dasar Hollands Inlandsche School ( HIS ). Menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Pendidikan berlangsung selama 7 tahun. Murid yang pandai dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan tingkat pertama / Meer Uitgebried Lagere Onderwijs ( MULO ) lalu ke sekolah tingkat atas / Algemene Middlebare School ( AMS ).

ï  Anak pribumi kalangan atas
Setelah selesai HIS mereka dapat melanjutkan ke Hogere Burgerschool ( HBS ) selama 5 tahun. Selain sekolah umum, anak pribumi kalangan atas  juga dapat melanjutkan ke sekolah kejuruan, seperti sekolah guru ( Kweekschool ) dan sekolah pamong praja.
            Sejak tahun 1920, pribumi dapat mengikuti pendidikan tinggi dalam negeri. Seperti bidang hukum Rechts Hoge School ( RHS ), bidang teknik Tecnische Hoge School ( THS ), dan bidang kedokteran sekolah Sekolah Tot Opleiding Voor Inlandsche Aartsen ( STOVIA ).
            Selain sekolah dari pemerintah kolonial, muncul juga sekolah yang diselenggarakan oleh bangsa Indonesia sendiri yaitu Perguruan Kebangsaan yang terbuka bagi semua rakyat pribumi.  Karena sekolah dari pemerintah kolonial hanya untuk kaum bangsawan dan orang yang mampu dalam segi ekonomi.

3.      PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA

Pembagian status sosial pada zaman kolonial Belanda ditetapkan dalam aturan ketatanegaraan Hindia Belanda ( Indische Staatsregeling ) tahun 1927 yang berisi :
  Belanda kulit putih atau Eropa dan yang disamakan. Mereka terdiri atas bangsa Belanda dan bangsa Eropa lainnya, serta bangsa lain ( bukan Eropa ) yang telah disamakan dengan bangsa Eropa karena kekayaannya, keturunan bangsawan, dan orang yang berpendidikan.
→  Golongan timur asing. Terdiri atas orang Cina, Arab, India, dan Pakistan yang merupakan lapisan menengah.      
→    Golongan pribumi, yaitu bangsa Indonesia asli ( pribumi ) yang berada pada lapisan bawah.

Sedangkan pelapisan sosial dalam masyarakat pribumi yaitu sebagai berikut :
→    Lapisan Bawah                                                                                                                        Rakyat jelata yang merupakan penduduk terbesar dan hidup melarat.
→    Lapisan Menengah                                                                                                                               Para pedagang kecil dan menengah, petani kaya dan pegawai.
→    Lapisan Atas                                                                                                                                        Keturunan bangsawan atau kerabat raja yang memerintah suatu daerah. Lapisan ini terbagi lagi dalam tingkatan dan gelar sesuai dengan kedekatan hubungan darah mereka dengan raja. Golongan itu disebut elite tradisional dan elite daerah.
Selain itu, ada juga golongan elite agama. Mereka adalah para pemuka agama seperti ulama dan kiayi.
Lahirnya kalangan terpelajar di tengah masyarakat memiliki sisi posiif dan negatif, yaitu :
a.)    Sisi Positif  →  Pelopor Perlawanan Politik dan Pergerakan Nasional Indonesia
b.)    Sisi Negatif  → Bagian Dari Feodalisme Indonesia


B.     IDEOLOGI YANG BERKEMBANG PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

1.      NASIONALISME

Paham ini berasal dari Eropa Barat dan menyaebar ke seluruh Eropa pada abad ke – 19 dan pada abad ke – 20 menyebar ke seluruh dunia. Ini merupakan paham yang penting bagi pergerakan kemerdekaan khususnya di Asia dan Afrika.
Nasionalisme dapat terlihat dari simbol – simbol nasionalitas, seperti bendera dan lagu kebangsaan. Di Indonesia, nasionalisme dapat dirasakan pengaruhnya pada saat perang kemerdekaan.

2.      LIBERALISME

Liberalisme berarti kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan prbadi dan hak milik.
Pelopor liberalisme antara lain :
 John Locke dari Inggris ( 1632 – 1704 )                                                                  œ 
Montesquieu dari Prancis ( 1689 – 1755 )

Liberalisme di bidang ekonomi dikenal dengan yang disebut ekonomi liberal. Prinsipnya berasal dari tulisan Adam Smith, David Richardo, dan Robert Malthus.
Liberalisme dibedakan menjadi :
Liberalisme Kuno
Liberalisme Modern

  1. SOSIALISME
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Pelopor dan tokoh sosialisme adalah Robert Owen dari Inggris.

  1. DEMOKRASI
Pemerintah demokrasi berarti suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak rakyat untuk ikut serta dalam kehidupan politik. Dokumen yang merupakan tonggak dalam perkembangan wawasan demokrasi adalah Magna Charta ( 1215 ).
Menurut John Locke, hak – hak politik mencakup atas hak hidup, hak atas kebebasan, dan hak untuk mempunyai harta ( life, liberty,& property ). Montesquieu menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak – hak politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan trias politika. 

5.      PAN - ISLAMISME
Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al – Afghani ( 1839 – 1897 ) yang secara samar – samar pernah dicanangkan oleh At – Thatawi ( 1801 – 1873 ), seorang tokoh pembaru dari Islam Mesir. Ia menyebutkan dua ide, yaitu Islam dan patriotisme yang kemudian  menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan yaitu persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah ) dan persaudaraan kebangsaan ( Ukhuwah Wathaniah ).
Ide Pan – Islamisme berkaitan dengan kondisi Islam yang mengalami kemunduran pada abad ke – 19. Jamaluddin melihat negeri Islam ( terutama penguasanya ) tidak menyadari bahaya campur tangan bangsa asing sehingga dunia Islam menjadi permainan politik bangsa Barat. Dengan kondisi yang demikian, Jamaluddin bertekad menggalang dan mewujudkan upaya penyatuan dunia Islam yang disebut Pan – Islamisme.

C.     LATAR BELAKANG LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

1.      KONDISI POLITIK

Secara sistematis, pemerintah kolonial Belanda berhasil melemahkan dan menghapuskan kekuasaan pribumi. Kerajaan besar dan berpengaruh pada masa itu  satu demi satu ditempatkan di bawah kekuasaan Belanda. Para bupati dan lurah tidak lagi memegang kekuasaan.
Mereka terpaksa menjalani pemerintahan sesuai  keinginan pemerintah kolonial Belanda. Bila mereka menyimpang dari kebijakan pemerintah kolonial, mereka terancam dipecat atau dibuang.

2.      KONDISI EKONOMI

Kemiskinan yang diderita rakyat Indonesia adalah akibat politik drainage (politik pengerukan kekayaan) yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda untuk kepentingan mereka. Politik tersebut mencapai puncaknya pada masa pemberlakuan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan kemudian dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal.

3.      KONDISI PENDIDIKAN

Sampai akhir abad ke – 19, perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan bangsa Indonesia masih sangat kurang. Barulah pada abad ke – 20, masalah pendidikan mendapat perhatian yang agak besar dari pemerintah kolonial. Hal itu juga berkaitan dengan dilaksanakannya politik etis. Tujuannya adalah untuk mendidik anak – anak Indonesia  agar dapat dipekerjakan sebagai pegawai rendahan dengan gaji kecil di instansi pemerintah atau perusahaan swasta. 
Setelah mereka dapat membaca berbagai macam buku, wawasan mereka bertambah luas. Mereka dapat mengetahui dan membandingkan perkembangan Barat serta ide – ide yang berkembang di Barat, seperti demokrasi dan hak rakyat dalam pemerintahan dengan keadaan Indonesia saat itu.

4.      KONDISI SOSIAL

Pada awal abad ke – 20 Indonesia menghadapi praktik  diskriminasi dari kolonial Belanda. Diskriminasi itu berdasarkan ras, golongan dalam masyarakat, dan suku bangsa.
Dalam diskriminasi ras, warna kulit seseorang menentukan statusnya. Bahkan diadakan pula perbedaan gaji antara serdadu pribumi yang berlainan suku. Dalam hal ini, suku Jawa paling disayangi pemerintah kolonial karena dianggap penurut.

5.      PENGARUH LUAR NEGERI

Pergerakan nasional Indonesia mendapat pengaruh pula dari perkembangan nasionalisme di beberapa negara  Asia, antara lain :
œ Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang pada tahun 1904 – 1905.
œ Kaum nasionalis India yang memperjuangkan swaraj ( pemerintahn sendiri ) bagi India untuk lepas dari Inggris. Tokoh nasionalis India yang terkenal adalah Mahatma Gandhi yang mencanangkan gerakan hartal, ahimsa, satyagraha, dan swadeshi.
œ Pergerakan nasional Filipina di bawah pimpinan Jose Rizal.
œ Pergerakan nasionalis Cini di bawah pimpinan Sun Yat Sen yang berhasil  menumbangkan kekuasaan dinasti Manchu dan mengakhiri kekuasaan bangsa Barat di Cina.
œ Gerakan pembaruan Islam yang terjadi di berbagai negara Islam. Melalui prinsip agama, mereka berjuang membebaskan negerinya dari penjajahan bangsa Barat.

D.     ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia dalam menghadapi pemerintah kolonial adalah mendirikan organisasi. Organisasi itu adalah :
ORGANISASI
KETERANGAN
Budi Utomo
Didirikan oleh mahasiswa STOVIA di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Diketuai oleh R.M. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar.
Sarekat Islam (SI)
Didirikan oleh K.H. Samanhudi di Solo pada tahun 1911. Sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam lalu pada bulan November 1912 berganti nama menjadi Sarekat Islam. Diketuai oleh H.O.S Cokroaminoto dan K.H. Samanhudi sebagai ketua kehormatan.
Indische Partij
Didirikan di kota Bandung oleh tiga serangkai ( E.F.E. Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara / Suwardi Suryaningrat, dan Cipto Mangunkusumo ) pada tahun 1912.
Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Dikenalkan dan didirikan oleh H.J.F.M. Sneevliet pada tahun 1914 dengan nama Indische Sociaal Democratische Vereeeniging. Pada bulan Oktober 1917 berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia. Lalu berubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Diketuai oleh Semaun dan wakil ketuanya adalah Darsono. Pada tahun 1924, Ali Archam dan Sarjono memimpin PKI.
Perguruan Taman Siswa
Didirikan oleh Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Perhimpunan Indonesia
Pada mulanya bernama Indische Vereeniging, didirikan pada tahun 1908. Tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging. Tahun 1925 berubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia. Tokoh – tokohnya  yaitu Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdul Majid Joyodiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berawal dari Algemeene Studie Club, Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 14 Juli 1927, di Bandung dan diketuai oleh Ir. Soekarno.
Partai Indonesia
Partindo didirikan pada tanggal 1 Mei 1913 yang diketuai oleh Mr. Sartono.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Berdiri pada tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta sebagai forum komunikasi antar partai.

E.     PEMBENTUKAN IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA

1.      BAHASA DAN IDENTITAS BANGSA

Sejak berabad – abad yang lalu, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa pengantar antardaerah di Kepulauan Indonesia. Rumusan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan bahwa bahasa Melayu yang tadinya hanya dipakai oleh orang Melayu, kini dinyatakan sebagai bahasa persatuan nasional, yang bernama bahasa Indonesia.

2.      MANIFESTO POLITIK 1925

Pada tahun 1923, Perhimpunan Indonesia di bawah pimpinan Iwa Kusumasumantri mengeluarkan asas yang dianggap sebagai manifesto politik yang menyebutkan bahwa masa depan bangsa Indonesia terletak pada adanya bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia.
Asas tersebut dipertegas lagi oleh pengurus baru di bawah pimpinan Nazir Datuk Pamuncak pada tahun 1924 yang menyatakan bahwa hanya Indonesia yang bersatu dengan menyingkirkan perbedaan golongan dapat mematahkan kekuasaan penjajah.
Tahun 1925, asas yang lebih resmi dinyatakan lagi oleh pengurus di bawah pimpinan Sukiman Wiryosanjoyo yang menyebutkan bahwa hanya Indonesia yang bersatu dengan menyingkirkan perbedaan golongan dapat mematahkan kekuasaan penjajah untuk mencapai tujuan bersama, yakni kemerdekaan Indonesia.

3.      SUMPAH PEMUDA

Sumpah pemuda tidak dapat lepas dari PPPI ( Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia ) yang didirikan pada September 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisai kepemudaan yang juga didukung oleh berbagai organisasi lain seperti Sekar Rukun,Tri Koro Dharmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak Bond, Jong Minahasa, dan Pemuda Kaum Betawi.
Mereka melaksanakn Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta. Hasil dari Kongres tersebut adalah menyiapkan Kongres Pemuda II dan menyerukan persatuan di berbagai organisasi. Kongres Pemuda II berlangsung pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Susunan Panitia Penyelenggara Kongres Pemuda II adalah :

Ketua               : Sugondo Joyopuspito
Wakil Ketua     : Joko Marsaid ( Jong Java )
Sekretaris         : Muhammad Yamin ( Jong Sumatranen Bond )
Bendahara       : Amir Syrifudin ( Jong Batak Bond )
Pembantu I      : Johan Muh. Cai ( Jong Islamieten Bond )
Pembantu II     : Kocosungkono ( Pemuda Indonesia )
Pembantu III    : Senduk ( Jong Celebes )
Pembantu IV    : J. Leimena ( Jong Ambon )
Pembantu V     : Rohyani ( Pemuda Kaum Betawi )

Kongres Pemuda II menghasilkan suatu ikrar yang disebut Sumpah Pemuda, yang berisi :

→ Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

→ Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

→ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia 

0 komentar: