KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sebagai
pencipta dan pemelihara alam semesta, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah kimia ini yang berjudul “Bahaya Zat Aditif” yang dimaksudkan
agar para pembaca dan kami sendiri menjadi lebih mengenali dan memahami bahaya
zat aditif. Uraian dalam makalah ini kami susun berdasarkan buku dan sumber
website yang relevan dengan topik tersebut.
Sebelumnya
kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat tulisan yang tidak berkenan
dan terdapat kekurangan-kekurangan lainnya karena kami sadar bahwa manusia
tidak akan pernah luput dari kesalahan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada
teman - teman yang telah berperan
serta dalam pembuatan makalah ini serta guru kimia kami Bapak Ichsyan Suhada
S.pd yang telah membimbing kami. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima
segala kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian
dari kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah
berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik, logis,
dan sistematis.
Penulis
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 …………………………………………………………………………………4 - 5
Tabel 1.2 ……………………………………………………………………………………..7
Tabel 1.3 …………………………………………………………..........................................8
Tabel 1.4 ……………………………………………………………………………………..8
Tabel 1.5 ……………………………………………………………………………………..9
Tabel 1.6 ……………………………………………………………………………………10
Tabel 1.7 ……………………………………………………………………………………11
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………..i
Daftar Tabel …………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………iii
A..Zat Aditif ……………………………………………………………………………..1
B..Jenis – Jenis Zat
Aditif ……………………………………………………………………..6
C. Dampak Penggunaan
Zat Aditif Pada Makanan ...................................………………………..13
D..Upaya Mengurangi
Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif ….....…………………………18
Kesimpulan ……………………………………………………………………………22
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………23
A. ZAT ADITIF
Pada
dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif
makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di
definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk :
pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal,
pemucat, pengental, dan anti gumpal.
Istilah
zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah
merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu,
ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri
digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas
busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata
masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang
dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya.
Secara
umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
(a)
Aditif Sengaja
yaitu
aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti
untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua,
(b)
Aditif Tidak Sengaja
yaitu
aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat
dari proses pengolahan.
Bila
dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti
lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia
yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan
kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan
lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat,
lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering
terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi
kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang
terjadinya kanker pada hewan dan manusia.
Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam,
seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam.
2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses
kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara
berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh.
Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis di antaranya
: formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. Biasanya, zat
aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat
aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan
serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak
sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.
Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a) Meningkatkan kandungan gizi pada
makanan.
b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan
sehingga tetap terlihat segar.
c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
d) Memberikan warna pada bahan makanan
sehingga terlihat menarik.
e) Memberikan rasa sedap pada makanan.
f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.
Beberapa
Contoh Zat Aditif
Zat aditif makanan telah
dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa
contoh zat aditif :
Tabel 1.1
Pemanfaatan Zat Aditif
Zat
aditif
|
Contoh
|
Keterangan
|
Pewarna
|
Daun pandan (hijau),
kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)
|
Pewarna alami
|
Sunsetyellow FCF
(orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning),
dll
|
Pewarna sintesis
|
|
Pengawet
|
Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam
Sitrat, Asam Sorbat, Formalin
|
Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet
akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
|
Penyedap
|
Pala, merica, cabai,
laos, kunyit, ketumbar
|
Penyedap alami
|
Mono-natrium glutamat/vetsin
(ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll
|
Penyedap sintesis
|
|
Antioksidan
|
Butil hidroksi anisol
(BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
|
Mencegah Ketengikan
|
Pemutih
|
Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil
peroksida, natrium hipoklorit
|
-
|
Pemanis
bukan gula
|
Sakarin, Dulsin, Siklamat
|
Baik dikonsumsi penderita
diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen
|
Pengatur
keasaman
|
Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat,
asam laktat
|
Menjadi lebih asam, lebih basa, atau
menetralkan makanan
|
Anti
Gumpal
|
Aluminium silikat,
kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
|
Ditambahkan ke dalam
pangan dalam bentuk bubuk
|
B. Jenis - Jenis Zat
Aditif
Beberapa jenis zat
aditif yang sering kita temukan dalam produk - produk makanan, yaitu :
1. Pewarna
Pewarna
merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan tampilan
yang menarik dalam penyajiannya. Kecenderungan
manusia menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang
menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang
menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan.
Ada dua jenis pewarna
yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna
sintetik.
a. Pewarna Alami
Pewarna alami dapat
diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami cenderung lebih aman
untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.
Beberapa jenis pewarna
alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 1.2
Pemanfaatan Zat
Pewarna Alami
Nama Pewarna Alami
|
Jenis Bahan Makanan
|
Beta-karoten (kuning)
|
Keju dan kacang kapri ( kalengan )
|
Kloroļ¬l (hijau)
|
Jeli
|
Karamel (cokelat hitam)
|
Jem dan jamur (kalengan)
|
Anato (oranye)
|
Es krim dan margarine
|
b. Pewarna
Sintetik
Pewarna sintetik dapat
diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Pewarna ini
berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak
orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya
lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik
sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak
ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam
industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan
pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan
tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis
pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3
Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
Eritrosin (merah)
|
Es krim dan jelly
|
Kuning FCF (kuning)
|
Es krim
|
Hijau FCF (hijau)
|
Jem dan jamur (kalengan)
|
Coklat HT (cokelat)
|
Minuman ringan
|
Biru Berlian (biru)
|
Es krim dan kapri(kalengan)
|
Beberapa perbedaan
antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang sering digunakan
sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
Pembeda
|
Zat pewarna Sintetis
|
Zat pewarna alami
|
Warna yang
dihasilkan
|
Lebih cerah
Lebih homogen
|
Lebih pudar
Tidak homogen
|
Variasi warna
|
Banyak
|
Sedikit
|
Harga
|
Lebih murah
|
Lebih mahal
|
Ketersediaan
|
Tidak terbatas
|
Terbatas
|
Kestabilan
|
Stabil
|
Kurang stabil
|
2.
Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa
Pemberian penyedap rasa
dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan aroma dan
mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan
sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah - rempah,
seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap
rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang
biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi.
Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan
penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang
dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa
penyedap rasa lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1.5
Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik
Nama Penyedap Sintetik
|
|
Jenis Bahan Makanan
|
Isoamil valerat
|
|
Rasa apel
|
Isoamil asetat
|
|
Rasa pisang
|
Isobutil propionat
|
|
Rasa rum
|
Butil butirat
|
|
Rasa nanas
|
3. Pengawet
Pengawet merupakan
bahan yang sering digunakanuntuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan
dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk
menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet
makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet
alami dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet
sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.6
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Pengawet Sintetik
|
|
|
Jenis Bahan Makanan
|
Natrium nitrat
|
|
|
Daging olahan
|
Natrium nitrit
|
|
|
Daging awetan dan kornet kalengan
|
Asam benzoat
|
|
|
Minuman ringan dan kecap
|
Asam propionate
|
|
|
Roti
|
Kalium benzoat
|
|
|
Kecap dan saos
|
4. Pemanis
Pemanis adalah zat yang
ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis
ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami danpemanis buatan. Pemanis
alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren,
dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan
kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis
pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1.7
Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Nama Pemanis Sintetik
|
Jenis Bahan Makanan
|
Sakarin
|
Permen dan es krim
|
Siklamat
|
Permen dan minuman ringan
|
Sorbitol
|
Kismis dan jeli
|
5. Anti
Oksidan
Anti oksidan merupakan
suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak
produkmakanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan antioksidan. Beberapa jenis
zat anti oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat
dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan padapengolahan daging
dan buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA) digunakan untuk
kemasan makanan.
C. Dampak Penggunaan
Zat Aditif Pada Makanan
Zat aditif yang ada
pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu.
Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan.
Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara
keseluruhan, penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak
positif dan negatif.
1. Dampak
Positif Penggunaan Zat Aditif
Berbagai macam penyakit
dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan yang kurang
memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa pembengkakan
kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan
zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa
digunakan untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit
gondok,kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme ( kekerdilan
). Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ) perlu menjaga
kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola
hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi
penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin ( pemanis
buatan ) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin
dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia.
Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu
terjadinyakerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka
dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindaripenyakit Xerophtalmia, perlu
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
2. Dampak
Negatif Penggunaan Zat Aditif
Kemajuan teknologi di
bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan makanan dengan kualitas
yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari bentuk
tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi
dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena
telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih
lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden
dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan - bulan, bahkan hingga satu tahun
lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama
setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun,
bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah
melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif
terhadap orang yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.
a) Formalin
yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus
dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru – paru, penyakit jantung
dan merusak sistem saraf.
b) Boraks
yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur –
menerus dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan
ginjal,serta gangguan pada otak dan hati.
c) Natamysin
yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu
makan, diare dan perlukaan kulit.
d) Kalium
Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan fungsi
ginjal.
e) Nitrit
dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan,
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit
bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
f) Kalsium
Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya serangan
asma.
g) Sulfur
Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
h) Kalsium
dan Natrium propionate adalah zat pengawet yang apabila digunakan melebihi
angka batas maksimum dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
i)
Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat
mengakibatkan alergi pada kulit.
j)
CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai
zat pewarna dapat merusak organ hati, ginjal dan meningkatkan kemungkinan hiperaktif
pada masa kanak-kanak.
k) Rhodamin
B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna makanan
dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan,
hidung, dan usus.
l)
Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna
dapat menyebabkan kerusakan kromosom
m) Ponceau
4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan anemia
dan kepekatan pada hemoglobin.
n) Carmoisine
(merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan
alergi.
o) Quinoline
Yellow adalah zat pewarna makanan yang dapat mengakibatkan hypertrophy,
hyperplasian dan carcinomas kelenjar tiroid.
p) Siklamat
yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker (
karsinogenik ).
q) Sakarin
yang juga digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan infeksi dan kanker
kandung kemih
r) Aspartan
yang juga digunakan sebagai pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan saraf dan
tumor otak.
s) Penggunaan
Monosodium Glutamat ( MSG ) sebagai bahan
penyedap dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati,
trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi
kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidak mampuan belajar, dan depresi.
D. Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat
Aditif
Penggunaaan zat aditif
pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang
paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena
menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif
yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan
adalah sebagai berikut.
a)
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
aditif tidak berlebihan.
b) Teliti
memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau
cacat lainnya.
c) Amati
apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya.
Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.
d) Cicipi
rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman
dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya
sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu
mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
e) Memilih
sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
f) Menggunakan zat aditif yang berasal dari
alam.
g) Perhatikan
kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada
kemasan makanan yang akan dikonsumsi.
h) Baui
juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah
rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
f) Amati
komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara
membaca komposisi bahan pada kemasan.
g)
Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di
Departemen Kesehatan atau belum.
KESIMPULAN
•
Zat aditif adalah zat-zat tambahan yang
digunakan pada makanan dengantujuan tertentu.
•
Tujuan penambahan zat aditif pada
makanan adalah memberikan rasa sedap, mengawetkan, memberi warna, pemanis, dan
memberikan aroma.
•
Contoh bahan pewarna alami adalah beta -
karoten ( kuning ), kloroļ¬l ( hijau ), karamel ( cokelat hitam ) dan anato ( oranye
).
•
Contoh bahan pewarna alami adalah eritrosin ( merah
), kuning FCF ( kuning ),hijau FCF ( hijau ), cokelat HT ( cokelat ), dan biru
berlian ( biru ).
•
Pengawet merupakan bahan yang sering
digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga makanan dapat bertahan dalam
jangka waktu yang lama.
• Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada
makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis.
• Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada
makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi.
• Untuk menghindari bahaya dari penggunaan zat
aditif, sebaiknya kita menggunakan zat aditif yang alami dan mengurangi
penggunaan zat aditif sintesis
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Sri dkk.2009.Sains
Biologi 2 SMA/MA.Jakarta: Bumi Aksara
Puspita, Diana. 2009.Alam
Sekitar IPA Terpadu.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
www.scribd.com
www.sephinapt.com
www.
shvoong.com
0 komentar:
Post a Comment