MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Oleh
:
Ajeng
Kusuma Wardhani 2012
– 66 – 120
Anna
Puji Lestari 2012
– 66 – 055
Diana
Kartini Putri 2012
– 66 – 108
Ni
Ayu Permatasari 2012
– 58 – 026
Tuti
Indah Lestari 2012
– 31 - 242
Bahasa
Indonesia
Seksi
37
UNIVERSITAS
ESA UNGGUL
JL. ARJUNA UTARA NO. 9, TOL
TOMANG, KEBON JERUK, JAKARTA 11510, INDONESIA
TELP. (021) 568 2510, 568 3051,
HOTLINE (021) 7064 6060, 7024 7272
ABSTRAK
Komunikasi
kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan yang mengarah pada keadaan
sehat, baik secara fisik, mental maupun sosial. Komunikasi itu sendiri adalah
pertukaran pesan verbal maupun nonverbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan, sedangkan kesehatan
memiliki pengertian keadaan (status)
sehat, baik secara fisik, mental maupun sosial.
Adapun
jenis-jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal (melalui kata-kata) dan non
verbal (melalui bahasa tubuh). Namun berdasarkan jenis yang lain komunikasi
terbagi-bagi kembali menjadi komunikasi langsung (tanpa menggunakan alat),
komunikasi tidak langsung (menggunakan alat), komunikasi massa (kelompok orang
dengan jumlah yang besar), komunikasi kelompok (sekelompok orang yang umumnya
bisa dihitung), komunikasi perorangan (tatap muka), komunikasi satu arah (tidak
mempunyai kesempatan memberikan umpan balik), komunikasi timbal balik
(memberikan umpan balik).
Ruang
lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
serta kebijakan kesehatan. Pencegahan penyakit dibagi menjadi 4 golongan yaitu usaha pencegahan,
usaha pengobatan, usaha promotif dan usaha rehabilitative. Kemudian kebijakan
kesehatan adalah ilmu yang mengembangkan kajian
tentang hubungan antara pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan
tanggung jawab antar berbagai level pemerintah, kebijakan kesehatan memiliki kerangka konsep yaitu
konteks, isi konten (individu, pelaku dan organisasi) dan proses (individu,
pelaku dan organisasi). Dampak komunikasi kesehatan
terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus. Makin berhasil
komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan itu.
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena atas berkat
ramat serta kehendak-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun
berkat bimbingan dari Dosen Bahasa Indonesia kami yaitu Ibu Septi Daruyani, makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Seperti
yang kita ketahui beberapa tantangan yang dihadapi oleh tenaga medis guna
meningkatkan kinerja, salah satunya ialah peran komunikasi kesehatan untuk
membangun hubungan yang ideal antara tenaga medis dengan pasiennya. Karenanya
kami mengangkat tema “Komunikasi Kesehatan” pada makalah ini untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia.
Kami
menyadari, sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu
banyak belajar dalam penulisan makalah, makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa
yang akan datang.
Harapan
kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca ke depannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………………… i
Abstrak………………………………………………………………………………………..
ii
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………. iii
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………… iv
BAB
I Pendahuluan…………………………………………………………………………... 1
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 3
C.
Tujuan Penulisan………………………………………………………………..… 3
D.
Metodologi Penulisan……………………………………………………………. 3
E.
Sistematika Penulisan…………………………………………………………...… 3
BAB
II Landasan Teori…………………………………………………………………….… 5
A. Konsep Komunikasi
Kesehatan…………………………………………………… 5
B.
Jenis – Jenis Komunikasi……………………………………………………… 9
BAB
III Analisis dan Pembahasan………………………………………………………… 13
A. Ruang Lingkup Komunikasi
Kesehatan………………………………………… 13
B. Komunikasi Kesehatan Bagi Bidang Kesehatan………………............................ 20
C. Dampak
Komunikasi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan……………… 21
BAB IV Penutup…………………………………………………………………………
23
A.
Kesimpulan...…………………………………………………………………… 23
B.
Saran…….……………………………………………………………………… 23
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………… 24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana
diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan
sesamanya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu
berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya,
atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok
inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa
komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam
hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya
tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi
(Schramm; 1982).
Apa yang
mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori
dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Harold D. Lasswell salah seorang peletak
dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang
menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi :
·
Pertama, adalah hasrat manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui
peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada
hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia
dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun
melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
·
Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat
Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan
lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia
memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim
yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat
manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan
penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.
·
Ketiga, adalah upaya untuk melakukan
transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan
keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran
nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan
tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah
difungsikan untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati
nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang
dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya.
Ketiga fungsi tersebut
menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama
anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University
menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial
berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk
mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan
keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama
pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik
akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam
bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari,
pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata,
sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya
berkomunikasi.
Komunikasi
massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan media
massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi
massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran..
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong,
membujuk orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar
iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang
bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan
non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non nkomersil
lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis
kemukakan, rumusan masalah yang ingin dungkapkan yaitu :
1. Seperti
apakah konsep komunikasi kesehatan ?
2. Seperti
apakah jenis – jenis komunikasi ?
3. Apa
saja ruang lingkup komunikasi kesehatan ?
4. Apa
dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang
penulis kemukakan, tujuan penelitian yang ingin disajikan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis –
jenis komunikasi.
3. Untuk mengetahui ruang
lingkup komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
D. Metodologi Penulisan
Pembahasan
suatu masalah memerlukan data yang di dapat dari hasil penelitian secara umum
untuk mencari data yang di anggap perlu dan mendukung penelitian. Untuk itu
metode yang kami gunakan ialah Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data
dengan menggali informasi dari buku – buku, literatur, maupun media internet.
E. Sistematika Penulisan
Setelah kerangka pendahuluan serta data-data yang diperlukan telah terkumpul, selanjutnya ditetapkan kerangka dasar dalam penyusunan secara sistematis yang penulisannyan adalah sebagai berikut:
Setelah kerangka pendahuluan serta data-data yang diperlukan telah terkumpul, selanjutnya ditetapkan kerangka dasar dalam penyusunan secara sistematis yang penulisannyan adalah sebagai berikut:
·
Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, waktu dan
lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.
·
Bab II merupakan Bab Deskripsi Umum yang membahas tentang
Komunikasi Kesehatan.
·
Bab III merupakan Bab Judul/Isi yang berisikan pembahasan materi
dan wawasan penulis.
·
Bab IV merupakan Bab Kesimpulan dan Saran yang berisikan
simpulan uraian sebelumnya dan memberikan saran mengenai Komunikasi Kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Komunikasi Kesehatan
1.
Komunikasi
Istilah
‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang
artinya berbagi atau menjadi
milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan
Secara
harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang berarti keadaan yang
biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya
membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan
bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan
segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Berikut merupakan definisi
komunikasi menurut beberapa ahli :
·
Effendi
(1995)
Komunikasi
itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap,
pendapat atu prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung
(tulisan).
·
Hoyland,
Janis dan Kelley (1953)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
·
Barelson
dan Steiner (1964)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
·
Louis
Forsdale (1981)
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah .
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah .
·
Brent
D. Ruben (1988)
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.
·
William
J. Seller (1988)
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
·
Palo Alto
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku.
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku.
·
Himstreet
& Baty
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
·
Bovee
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
·
Harold D. Lasswell
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
·
Theodorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
·
Edwin Emery
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
·
Delton E, Mc Farland
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.
·
William Albig
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
·
Charles H. Cooley
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
·
Winnet
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
·
Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
Perubahan tingkah laku maksudnya yaitu perubahan yang terjadi didalam diri
individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah
dapat dipungkiri begitu juga halnya suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi
yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula
sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau
berantakan.
2. Kesehatan
Kata
dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk
dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan
kesehatan,kesakitan dan penyakit (Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya
definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal
dan sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan
hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi
tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan
jelas. Tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan
diukur secara tidak langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi
kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi
kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi
kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya
menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan
kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan
kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh
terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam
tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti
program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan
rencana kesehatan publik.
Dalam
konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis.
Dalam
konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia
yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional
dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang –
bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan
kesehatan.
B. Jenis – Jenis
Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi
digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia
atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dengan kata-kata
dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh.
a. Komunikasi
Verbal, mencakup aspek - aspek
berupa ;
·
Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
·
Racing (kecepatan). Komunikasi
akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan
baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
·
Intonasi
suara akan mempengaruhi arti pesan secara
dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi
suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan
dalam berkomunikasi.
·
Humor
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
·
Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila
disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti.
·
Timing (waktu
yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
b. Komunikasi
Non Verbal.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian
pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non
verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non
verbal :
verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non
verbal :
·
Ekspresi
wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
·
Kontak
mata
sinyal
alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
·
Sentuhan
bentuk
komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui
sentuhan.
·
Postur
tubuh dan gaya berjalan
Cara
seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
·
Suara
Rintihan,
menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang
sangat jelas.
·
Gerak
isyarat
Gerak
yang
dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan
kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan
stress.
Komunikasi merupakan proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993),
komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan
publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi
interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide,
pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
Komunikasi sebagai proses
memiliki bentuk :
a.) Bentuk
komunikasi
berdasarkan medianya :
·
Komunikasi
langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita
A--------àß-----------B
·
Komunikasi
tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme
untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun
untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku,
dll.
Contoh : “Buanglah sampah pada tempatnya”
b.) Bentuk
komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
·
Komunikasi
massa
Komunikasi
dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak
dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
Komunikasi masa yang baik harus :
a.
Pesan disusun
dengan jelas
b.
tidak rumit dan
tidak bertele-tele
c.
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
d.
Bentuk gambar yang baik
e.
Membentuk kelompok
khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
·
Komunikasi
kelompok
Komunikasi yang sasarannya
sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung, dikenal dan merupakan komunikasi
langsung dan timbal balik. Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung
puskesmas
·
Komunikasi
perorangan
Komunikasi
dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ® ¬ ------Pasien
c.) Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
·
Komunikasi
satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A
------------------® B
· Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan
sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau
perorangan merupakan komunikasi timbal balik
BAB III
PENELITIAN
A. Ruang
Lingkup Komunikasi Kesehatan
Ruang lingkup komunikasi
kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, serta kebijakan kesehatan.
1. Pencegahan Penyakit ( Preventif
)
Dalam garis
besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
·
Usaha pencegahan (usaha
preventif)
·
Usaha pengobatan (usaha
kuratif)
·
Usaha promotif
·
Usaha rehabilitative
Dari keempat
jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena
dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memrlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.
Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil
yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan
mengobati kaki yang sudah patah ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki
buatan.
Leavell dan
Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his Community”,
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada
masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
v Masa sebelum sakit
Ø Mempertinggi nilai
kesehatan (health promotion)
Usaha
ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya :
Beberapa usaha diantaranya :
ü Penyediaan makanan sehat cukup
kualitas maupun kuantitasnya.
ü Perbaikan
hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang
baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
ü Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
ü Usaha
kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik
Ø Memberikan perlindungan
khusus terhadap suatu penyakit (spesific protection)
Usaha ini merupakan
tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha diantaranya adalah :
Beberapa usaha diantaranya adalah :
ü Vaksinasi
untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
ü Isolasi
penderita mpenyakit menular
ü Pencegahan
terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja
v Pada masa sakit
Ø Mengenal dan mengetahui
jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha
ini adalah :
§ Pengobatan
yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera
§ Pencegahan
menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
§ Mencegah
terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit
Beberapa
usaha diantaranya :
ü Mencari
penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan
darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.
ü Mencari
semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan
segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi,
dsb.
ü Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa
berhasil atau tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya
jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada
kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan
usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan
kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya
untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.
Ø Pembatasan kecacatan
dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan
suatu penyakit (disibility limitation).
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
1. Rehabilitasi
(rehabilitation)
Rehabilitasi
adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri
atas :
a. Rehabilitasi
fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang
fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi
mental yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya
cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini
bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam
masyarakat.
c. Rehabilitasi
social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi
aesthetis
Usaha
rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas
penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari
segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keandaan mereka
(fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses
penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang
berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi
ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan
belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai
manusia.
2. Promosi Kesehatan.
Promosi
kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.
Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of
health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five
levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive
medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan clark (1965),
dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu :
1) Promotion of healt,
2) Specific protection,
3) Early diagnosis and prompt treatment,
4) Limitation of disability, dan
5) Rehablitation.
2) Specific protection,
3) Early diagnosis and prompt treatment,
4) Limitation of disability, dan
5) Rehablitation.
Tingkat
pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh
para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna
yang terkandung dlam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan
kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan
lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun
demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan
promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of
health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan
kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health
education)kepada individu dan masyarakat.
Organisasi
kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling people to increase
control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical,
mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify
and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the
environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat
disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam
konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt
education atau pendidikan kesehatan.
3. Kebijakan Kesehatan
a.
Definisi Kebijakan
Kesehatan
Ilmu
kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara
pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai
level pemerintah, hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi
kebijakan makna reformasikesehatan. Ilmu manajemen digunakan dalam ilmu
kebijakan yaitu dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori
dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa sistem kebijakan kesehatan itu ?
Ø Kebijakan
(Policy)
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
Ø Kebijakan
Publik (Public Policy)
Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
Ø Kebijakan
Kesehatan (Health Policy)
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)
b.
Kerangka Konsep dalam
Kebijakan Kesehatan
Ada
3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1.
Konteks
2.
Isi konten,terdiri
dari aktor/Pelaku:
§ Individu
§ Pelaku
§ Organisasi
3.
Proses
§ Individu
§ Pelaku
§ Organisasi
Keuntungan Analisis Kebijakan
adalah kaya penjelasan mengenai apa dan bagaimana hasil (outcome)
kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat model kebijakan di masa depan
dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.
c.
Contoh Penggunaan
Analisis Kebijakan:
Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di
pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/
Isi :
§ Apa
tujuan yang ingin dicapai ?
§ Apakah
ada pengecualian ?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan
menolak kebijakan tarif ?
Proses :
§ Pendekatan
Top- Down ?
§ Bagaimana
kebijakan ini akan dikomunikasikan
d.
Faktor Kontekstual yang
Mempengaruhi Kebijakan:
§ Faktor
situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada
kebijakan (contoh: kekeringan).
§ Faktor
struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: sistem
politik).
§ Faktor
Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap
penyakit tertentu.
§ Faktor
Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya
ketergantunganantar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.
e.
Proses Penyusunan
Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan
Segitiga
kebijakan kesehatan digunakan untuk memahami kebijakan tertentu dan menerapkan
untuk merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat:
§ Retrospektif
(meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
§ Prospektif
(Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)
f.
Kebijakan Pemerintah
dalam Bidang Kesehatan
I.
Dasar Hukum Menimbang
1. SKep
Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan
Nasional.
2. TAP
MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang
No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah.
6. Keputusan
Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7. Keputusan
Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II.
Memutuskan Menetapkan :
1. Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2. Sistem
Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai
pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3. Keputusan
ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
B. Komunikasi Kesehatan Bagi Bidang Kesehatan
Komunikasi
Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama 20 tahun
terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy
People 2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat
mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang
kesemuanya berperan sebagai precursor dalam perubahan prilaku. Komunikasi
kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi
perilaku
karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran
untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan pesan
pencegahan – pencegahan.
Karya awal
yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National
Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication
Programs Work: A Planner’s Guide. Panduan ini menyatakan bahwa bidang ilmu
seperti pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara
bersama mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila
mendengar pernyataan bahwa
komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi
daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan karena segala
sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk
kesehatan. Kenyataannya, komunikasi kesehatan telah didefinisikan
secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi,
sebagai segala jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi
kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima oleh
audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni
dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu,
institusi, dan publik tentang pentingnya persoalan kesehatan.
The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk
menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang
dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang membicarakan
konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk
advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan, hiburan, materi cetak, dan
komunikasi interaktif.
Ada dua
perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan
dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang
komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi
promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi
atau aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi.
Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya.
Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran
yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi, komunikasi
kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan
merupakan kunci pencapaian peningkatan taraf atau tingkat kesehatan
masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya
dunia teknologi komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan
penyuluhan yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan
dengan media audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian pesan atau
informasi kesehatan melalui media internet maupun media cetak
dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan
tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam
ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi
kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang
sistematis dan mudah dimengerti.
C. Dampak Komunikasi Kesehatan
dalam Pembangunan Kesehatan
Dampak komunikasi
kesehatan dalam pembangunan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1) Komunikasi
kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan
nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik sehingga
secara tidak langsung komunikasi kesehatan ini berperan dalam proses
pembangunan kesehatan.
2) Komunikasi
kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari segala bidang kehidupannya
sehingga hal ini dapat memperlancar proses pembangunan kesehatan.
3) Komunikasi
kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar personal,
kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses pembangunan
kesehatan dapat dijalankan secara merata.
4) Komunikasi
kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi
dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye
media massa, dimana hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan
kesehatan yang lebih baik sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh
suatu masyarakat.
5) Komunikasi
kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens
agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu yang
nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses pembangunan kesehatan.
6) Komunikasi
kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi
informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan sehingga dapat memudahkan
rencana pembangunan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini,
maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut:
a.
Komunikasi kesehatan
yaitu proses penyampaian
pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada
komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
b.
Jenis – jenis komunikasi
ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
c.
Ruang lingkup komunikasi
kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan,
dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan
individu dalam masyarakat.
d.
Dampak komunikasi
kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus. Makin
berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan
itu.
B. Saran
Adapun saran
yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami
perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator
hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alo, Lilliweri.2008.Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Arikunto, Dr. Suharsimi.1988.Organisasi
dan Administrasi Pendidikan Teknologi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi
Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Anonymous. 2008. Transparansi Komunikasi Kesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.wordpress. com/2008/02/transparansi-komkes.ppt
Jufri,
Andry.2013.Makalah Komunikasi Kesehatan. http://andryjufri.blogspot.com/2013/01 /makalah-komunikasikesehatan.html
Maulana, Arif. 2012. Pengembangan Komunikasi Kesehatan Perlu Ditingkatkan.http://www. unpad.ac.id/2012/10/pengembangan-komunikasi-kesehatanperluditingkatkan/
Rullyana, Gema.2012.Kenapa Manusia Berkomunikasi?. http://gemarullyana.blogspot.com /2012/11/normal-0-false-false-falseen-us-x-none.html
3 komentar:
ya terima kasih semoga menjadi ilmu yang bermanfaat amii...
Aamiin... terimakasih.. :)
Aamiin... terimakasih.. :)
Post a Comment