PSIKOLOGI
KESEHATAN
“ Fenomena Penyakit Kronis”
Disusun
Oleh :
DIANA KARTINI PUTRI
2012 – 66 – 108
Fakultas Fisioterapi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
© 2013
Apa itu Sinus ?
Di dalam rongga hidung terdapat empat ruang atau
saluran yang berada pada bagian padat dari tulang tengkorak di sekitar wajah
yaitu sinus maksilaris (terletak di pipi), sinus etmoidalis (kedua mata), sinus
frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis (terletak di belakang dahi).
Berfungsi untuk memperingan tulang tengkorak dan dinamakan Sinus atau sering pula
disebut Sinus Paranalis. Sinus merupakan rongga yang berisi udara
dilapisi mukosa, memproduksi cairan yang melembabkan lapisan tipis pada hidung
dan tenggorokan. Setiap sinus memiliki satu saluran ke hidung yang memungkinkan
terjadinya pertukaran lendir dengan udara. Fungsi dari sinus :
·
Membantu pengaturan tekanan intranasal dan tekanan serum
gas.
·
Mendukung pertahanan imun.
·
Meningkatkan area permukaan mukosa.
·
Meringankan volume tengkorak.
·
Memberi resonansi suara.
·
Menyerap goncangan.
Apakah Sinusitis itu ?
Sinusitis adalah peradangan atau penyumbatan pada jaringan
pelapis rongga sinus yang terjadi karena alergi, infeksi virus, bakteri, atau
jamur (infeksi respirasi kronik). Secara klinis sinusitis dibagi atas
berbagai jenis, termasuk:
1. Sinusitis akut : Sebuah kondisi mendadak seperti gejala
seperti pilek, hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10
sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang. Penyebab
sinusitis akut :
·
Infeksi Virus.
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian atas (misalnya pilek).
·
Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri y ang dalam keadaan
normal tidak menimbulkan peny kit (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase
dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang
sebelumnya tidak berbahay a akan berkembang biak dan
menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
·
Infeksi Jamur.
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus
merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem
kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi
alergi terhadap jamur. Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita
rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada
penderita rinitis vasomotor.
·
Penyakit Tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan
dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
2. Sinusitis subakut : Sebuah peradangan yang berlangsung 4
sampai 8 minggu. Biasanya merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak
mendapatkan pengobatan adekuat.
3. Sinusitis kronis : Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala
radang sinus yang berlangsung 8 minggu atau lebih. Biasanya merupakan lanjutan
dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat. Penyebab
sinusitis kronis :
·
Asma
·
Penyakit Alergi (misalnya rinitis alergika)
·
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun
pembuangan lendir.
4. Sinusitis berulang : Beberapa serangan dalam setahun.
Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :
1. Rhinogenik : (penyebab kelainan atau masalah di hidung),
segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan
sinusitis. Termasuk flu biasa, rhinitis alergi (pembengkakan pada lapisan
hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum
menyimpang (pergeseran di rongga hidung).
2. Dentogenik/Odontogenik : (penyebabnya kelainan gigi), yang
sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan
molar)
Apakah
Penyebab Sinusitis ?
Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan
pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran
cairan mukus. Adanya demam, flu, alergi dan bahan bahan iritan dapat
menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostia sehingga lubang drainase ini
menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus.
Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan trauma. Drainase cairan
mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat oleh pengentalan cairan
mukus itu sendiri. Pengentalan ini terjadi akibat pemberiaan obat antihistamin,
penyakit fibro kistik dan lain lain. Sel penghasil mukus memiliki rambut halus
(silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga
sinus. Asap rokok merupakan biang kerok dari rusaknya rambut halus ini sehingga
pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu. Cairan mukus yang terakumulasi di
rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya
bakteri, virus dan jamur.
Apa Saja Gejala Sinusitis?
Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala
yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari, nyeri pada daerah wajah,
sakit pada rahang atas, sakit gigi, lecet di bagian hidung, dahi, dan pipi,
bengkak di bagian mata, sakit dan infeksi pada bagian telinga, letih, lesu, nyeri
menelan, batuk yang mungkin semakin memburuk pada malam hari, tidak enak badan,
serta ingusan, dan demam. Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah
menyebar ke luar sinus. Hampir 25% dari
pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang
diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, selaput lendir hidung tampak merah
dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.
Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala
ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami
gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan
bersin bersin. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri
tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang
timbul berdasarkan sinus yang terkena:
o
Sinusitis Maksilaris menyebabkan nyeri pipi
tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
o
Sinusitis Frontalis menyebabkan sakit kepala di
dahi.
o
Sinusitis Etmoidalis menyebabkan nyeri di
belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus
etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan,
berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
o
Sinusitis Sfenoidalis menyebabkan
nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala
bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit
leher.
Bagaimana
Mendiagnosa Sinusitis?
Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya
berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
dokter. Hal ini juga disebabkan karena pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI
yang walaupun memberikan hasil lebih akurat namun biaya yang dikeluarkan cukup
mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan
pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata
dan dahi. Rhinoskopi, sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung,
diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan
cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman.
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi. Pada sinusitis
maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses
gigi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan bila sinusitis
gagal disembuhkan dengan pengobatan awal.
Bagaimana
Pengobatan Sinusitis ?
Sinusitis akut biasanya diberikan:
·
Dekongestan untuk mengurangi
penyumbatan
·
Antibiotik untuk mengendalikan infeksi
bakteri
·
Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa
nyeri.
Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat
semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena
pemakaian jangka panjang bisa
menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung).Untuk mengurangi
penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung
yang mengandung steroid.
Sinusitis kronis
Diberikan antibiotik dan dekongestan. Untuk mengurangi
peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid. Jika
penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).
Sinusitis karena virus
Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus
tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk
sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan
dekongestan.
Sinusitis karena bakteri
Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri
apabila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang
timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan
menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang
paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar
benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama. Lima
jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah ''Streptococcus
pneumoniae'', ''Haemophilus influenzae'', ''Moraxella catarrhalis'',
''Staphylococcus aureus'', dan ''Streptococcus pyogenes''. Antibiotika yang
dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan
antiobiotika antara lain :
ä Amoxicillin,
ä Cefaclor,
ä Azithromycin dan
ä Cotrimoxazole.
Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan
untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika
dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat
membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus - kasus yang
kronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara
pembedahan.
Hal - hal berikut yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:
Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air
panas, Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam, kompres hangat di daerah
sinus yang terkena. Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu
- satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan. Pada anak -
anak, keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang
menyumbat saluran sinus ke hidung.Pada penderita dewasa yang juga memiliki
penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat
sehingga saluran udara terbuka dan gejala sinus berkurang.Teknik pembedahan yang
sekarang ini banyak dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional. Aspergillosis
dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal
pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau
penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau A IDS).Pada
aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip. Pengobatannya berupa pembedahan sinus
dan pemberian amfoterisin B intravena
Bagaimana Fisioterapi Pada Sinusitis ?
Selain diberikan obat - obatan sinusitis dapat ditangani
dengan penanganan fisioterapi. Salah satunya dapat diberikan dengan terapi
inhalasi dan terapi modalitas dengan menggunakan alat. Pada terapi inhalasi,
penderita akan diberikan obat-obatan dengan cara penguapan atau pengisapan
setelah obat-obatan tersebut dipecahkan menjadi partikel-pertikel yang lebih
kecil. Tujuannya untuk memperbaiki dan membersihkan jalan nafas sehingga
mempercepat proses penyembuhan radang.
Terapi modalitas dengan menggunakan alat seperti US
(Ultra Sound), SWD (Short Wave Diathermy) atau MWD (Micro Wave Diathermy).
Dimana efek yang kita rasakan pada pemberian US berupa efek micro massage, dan
SWD/MWD berupa rasa hangat dan dapat memberikan efek fisiologis dan terapeutik.
Terapi ini menggunakan pemanasan yang pada jaringan dengan merubah energi
elektromagnet menjadi energi panas. Fungsi terapi diathermy ini untuk
mengurangi keradangan dan memperlancar saluran sinus yang tersumbat karena
pembengkakan sinus. Pengobatan hendaknya dilakukan sesegera mungkin tanpa
mengabaikan indikasi dan kontra indikasi dari SWD. Perlu diperhatikan pula tata
cara pengobatan dengan menggunakan SWD, untuk menghindari bahaya-bahaya yang
dapat timbul. Dengan pemberian terapi modalitas tersebut diharapkan dapat
meningkatkan sirkulasi pembuluh darah, mengencerkan lendir yang menumpuk di
rongga hidung sehingga dapat mengurangi nyeri dan mempercepat proses
penyembuhan radang
Selain itu terapi
massage (segment massage) juga dapat diberikan pada penderita sinusitis kronis.
Sebelum di pijat untuk pengobatan sinus, lebih dahulu urat-urat bagian
punggung, tengkuk, bahu, deltoidea (ujung bahu) harus lentur sehingga sirkulasi
darah lancar. Sehingga syaraf bisa memberi dan menerima rangsangan dengan cepat
dan baik. Sesudah aliran darah serta otot-otot dibagian tersebut normal,
massate atau pijat pengobatan baru bisa dilakukan.
Bentuk pijatan dan
titik rangsangan yang pertama ialah, tekan, urut dengan jari telunjuk.
Sementara jari tengah membantu di atasnya di tiga titik nyeri tulang hidung
sisi kiri dan kanan dari atas ke bawah dengan dosis 3x15 detik. Tekan dan putar
halus arah jarum jam dengan ibu jari tangan di tiga titik nyeri garis tengah
dahi dari titik nyeri pertigaan mata sampai batas rambut dengan dosis 2x13
detik. Lalu tekan, pijat dengan ibu jari tangan titik nyeri puncak kepala
(ubun-ubun), sejajar telinga kiri dan kanan, dosis 3x13 detik.
Pijat dengan 3 jari
kedua tangan yang berhadapan punggungnya dan friction dengan ibu jari tangan
titik nyeri pangkal kepala, dosis 3x1 3 detik. Lalu petressage halus dengan
jari tengah dan friction halus dengan ibu jari tangan titik nyeri oblongata
(leher belakang pangkal kepala), dosis 3x15 detik. Jika segment massage sudah
di kerjakan dan syaraf-syaraf sensor maupun otonom, telah berfungsi dan bekerja
normal, bagian daerah yang di rangsang tersebut perlu di stroking lembut (di
urut) kembali. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan rileksasi kulit dan
menghilangkan zat lelah.
Segment penyembuhan di
lakukan setiap hari selama 15 hari. Selanjutnya 3 hari sekali, secari rutin,
sampai posisi tulang hidung normal dan sinusitis betul-betul hilang.
Bagaimana Pencegahan Sinusitis ?
Biasanya, sinusitis
diobati dengan antibiotik dan berbagai jenis obat semprot hidung. Namun,
pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Salah satu cara mudah untuk mencegah
peradangan pada sinus adalah menggunakan kain lembut yang sebelumnya direndam
dengan air hangat lalu ditempelkan pada pipi. Selain itu, menjaga kebersihan hidung
(sinus), khususnya selama serangan alergi dan demam terjadi, sangatlah penting.
Membersihkan sinus dapat dilakukan dengan beberapacara berikut ini:
· Menggunakan decongestan (obat pengencer dahak) dan obat semprot hidung.
Namun, jangan menggunakan obat semprot hidunglebih dari tiga kali sehari karena
dapat memicu pembengkakan sinus.
· Jika hendak melakukan perjalanan udara, maka sebaiknya gunakan obat semprot
hidung sebelum pesawat take-off.
· Bila alergi terhadap sesuatu,maka sebaiknya hindari kontak dengan
alergen atau zat yang menyebabkan alergi.
· Istirahat yang cukup, duduk santai dengan bersandar adalah baik untuk
proses pernapasan.
Penderita sinusitis kronis disarankan menjalani terapi
antibiotik. Operasi sebaiknya menjadi pilihan terakhir. Operasi hanya dilakukan
bila proses pengobatan tidak berhasil. Hasil operasi yang baik tidak hanya
membutuhkan teknik operasi yang tepat melainkan juga usaha yang maksimal, baik
dari pasien maupun medis untuk proses penyembuhannya. Pencegahan terhadap
sinusitis bergantung pada penyebab sinusitisnya. Beberapa cara di bawah ini adalah
cara untuk mencegah terjadinya sinusitis:
·
Biasakan mencuci tangan sesering mungkin untuk
menghindari bakteri menempel di tangan dan menimbulkan alergi.
·
Jaga pula lingkungan agar tetap bersih.
·
Mencegah stres dan mengonsumsi makanan yang kaya akan
antioksidan,terutama sayur dan buah yang dapat menguatkan sistem kekebalan
tubuh sehingga akan mencegah serangan sinus musiman.
·
Jaga kondisi sinus agar tetap kering dan bersih dengan
minum air y ang cukup agar cairan hidung tetap encer.
·
Menggunakan obat semprot hidung untuk melawan alergen.
·
Menghindari zat - zat yang menyebabkan alergi yang
terdapat dilingkungan, seperti debu, asap rokok, dll