Pages

Ragam Boneka Profesi Flanel

Menjual berbagai ragam boneka flanel yang dikreasikan menjadi profesi tertentu sesuai pesanan. Best quality product, best price! Dijamin!

Ragam Boneka Couple (Pasangan) Flanel

Menjual berbagai ragam boneka flanel yang dikreasikan menjadi seorang pasangan yang serasi tertentu disesuaikan dengan pesanan. Best quality product, best price! Dijamin!

Ragam Boneka Wisuda Flanel

Menjual berbagai ragam boneka flanel yang dikreasikan menjadi wisudawan/i tertentu sesuai pesanan (toga, medali dll). Best quality product, best price! Dijamin!

Ragam Gantungan Pintu Flanel

Menjual berbagai ragam gantungan pintu flanel yang dikreasikan dengan nama dan asesoris tertentu sesuai pesanan. Best quality product, best price! Dijamin!

Zakat=Pembersih Harta; Sedekah=Kunci Sukses

Sesibuk apapun aktivitas arus keuangan pekerjaan dan kebutuhan harian Anda, sisihkan sebagian rezekimu untuk bersedekah dan berzakat. Bukan diberikan kepada pengemis, lebih baik pada badan amil yang terpadu nasional seperti di www.dompetdhuafa.org.

Thursday, March 28, 2013

Divorce

Mungkin mulai dari sekarang, aku harus mulai bisa belajar untuk mengikhlaskan diri terhadap sesuatu yang memang seharusnya terjadi. Tidak mementingkan diriku maupun egoku. Seharusnya aku sudah cukup sangat tahu, bahwa suatu perpisahan “kecil” bukanlah akhir dari dunia ini. Karena dalam sebuah hubungan keluarga, bukan hanya soal anak dan orang tua, melainkan disana ada  hubungan antara Ayah dan Ibu. Hubungan antara dua insan yang mengawali terbentuknya suatu keluarga.

Harusnya aku cukup tahu, bahwa suatu perpisahan tidak selalu menjadi awal dari sebuah kegalauan, namun bisa menjadi awal dari sebuah kebahagiaan yang dirasakan oleh tiap individu di dunia ini. Dengan adanya aku diantara mereka, aku telah menghambat mereka untuk menyelesaikan dan mengakhiri segala penderitaan yang mereka rasa. Aku telah menjauhkan mereka dari rasa kedamaian dan aman yang mungkin seharusnya telah lama mereka rasakan jika aku tak ada. Bagaiamana mungkin aku bisa begitu tega terhadap dua insan tersebut. Aku adalah batu sandungan terbesar dalam hidup mereka. Aku telah menjadi penghadang dari awal yang “mungkin” saja lebih membahagiakan untuk mereka. Bahkan akulah yang terkadang menjadi awal terpeciknya perselisihan diantara mereka. Aku, sunggguh adalah insan yang tak tahu diuntung.

Pikiran ini, sebetulnya telah lama mengusikku. Menggugah asa ku, untuk  berani menghadapi kenyataan. Tapi entah mengapa, lisanku selalu tercekik dengan batinku, meski logika ku serasa ingin membunuh diriku sendiri agar aku tak ragu mengungkapkannya. Tak dapat ku pungkiri, angan – angan  kebahagiaan tentang sebuah keluarga yang utuh benar – benar membuatku lirih dalam rasaku. Tapi, dapatkah aku ? Masih bisakah aku memaksakan sesuatu yang tak dapat dipaksa? Sesuatu yang sebenarnya akan menyakiti tangan mereka bila aku terus saja menahan mereka untuk tetap menggenggamnya.

Ya Allah, Ya Tuhanku….
Bukankah sesungguhnya Engkau membenci suatu perpisahan antar dua insan yang telah menyatu dan membiduk rumah tangga seperti mereka?
Aku pun sama Ya Allah….
Tapi,
Hatiku tak kuasa melihat mereka menyakiti dirinya sendiri hanya demi diriku.. Menahan suatu hubungan yang sudah tak sehat dan rusak ini demi aku. Hanya demi aku yang sungguh tak tertahankan lagi durhakanya kepada mereka.. Kemana lagi aku harus mengadu jika bukan kepada-Mu Ya Allah………..