Mungkin mulai dari sekarang, aku harus mulai bisa belajar
untuk mengikhlaskan diri terhadap sesuatu yang memang seharusnya terjadi. Tidak
mementingkan diriku maupun egoku. Seharusnya aku sudah cukup sangat tahu, bahwa
suatu perpisahan “kecil” bukanlah akhir dari dunia ini. Karena dalam sebuah
hubungan keluarga, bukan hanya soal anak dan orang tua, melainkan disana
ada hubungan antara Ayah dan Ibu.
Hubungan antara dua insan yang mengawali terbentuknya suatu keluarga.
Harusnya aku cukup tahu, bahwa suatu perpisahan tidak selalu
menjadi awal dari sebuah kegalauan, namun bisa menjadi awal dari sebuah
kebahagiaan yang dirasakan oleh tiap individu di dunia ini. Dengan adanya aku
diantara mereka, aku telah menghambat mereka untuk menyelesaikan dan mengakhiri
segala penderitaan yang mereka rasa. Aku telah menjauhkan mereka dari rasa
kedamaian dan aman yang mungkin seharusnya telah lama mereka rasakan jika aku
tak ada. Bagaiamana mungkin aku bisa begitu tega terhadap dua insan tersebut.
Aku adalah batu sandungan terbesar dalam hidup mereka. Aku telah menjadi
penghadang dari awal yang “mungkin” saja lebih membahagiakan untuk mereka.
Bahkan akulah yang terkadang menjadi awal terpeciknya perselisihan diantara
mereka. Aku, sunggguh adalah insan yang tak tahu diuntung.
Pikiran ini, sebetulnya telah lama mengusikku. Menggugah asa
ku, untuk berani menghadapi kenyataan.
Tapi entah mengapa, lisanku selalu tercekik dengan batinku, meski logika ku
serasa ingin membunuh diriku sendiri agar aku tak ragu mengungkapkannya. Tak
dapat ku pungkiri, angan – angan
kebahagiaan tentang sebuah keluarga yang utuh benar – benar membuatku
lirih dalam rasaku. Tapi, dapatkah aku ? Masih bisakah aku memaksakan sesuatu
yang tak dapat dipaksa? Sesuatu yang sebenarnya akan menyakiti tangan mereka
bila aku terus saja menahan mereka untuk tetap menggenggamnya.
Ya Allah, Ya Tuhanku….
Bukankah sesungguhnya Engkau membenci suatu perpisahan antar dua insan yang
telah menyatu dan membiduk rumah tangga seperti mereka?
Aku pun sama Ya Allah….
Tapi,
Hatiku tak kuasa melihat mereka menyakiti dirinya sendiri hanya demi diriku..
Menahan suatu hubungan yang sudah tak sehat dan rusak ini demi aku. Hanya demi
aku yang sungguh tak tertahankan lagi durhakanya kepada mereka.. Kemana lagi
aku harus mengadu jika bukan kepada-Mu Ya Allah………..